Saturday, October 19, 2013

Danny Satriadi: Inflorescence


Keindahan bunga dalam deretan busana kembali digali. Kali ini dalam koleksi Danny Satriadi yang mengusung tema "Inflorescence" pada IPMI Trend Show 2014 hadir menceritakan sisi feminin dari seorang wanita. Sebagai anggota baru IPMI, Danny Satriadi tentu saja memberikan nafas yang berbeda. Sajian koleksinya dipola dengan teknik digital print dan ditempatkan sedemikian rupa seperti pada maxi dress potongan curvy hadir dengan spesial memberikan efek dekoratif yang menarik. Kekayaan corak terinspirasi dari keindahan bunga-bunga yang bermekaran. Menghadirkan 24 busana dibalur dalam warna-warna terang seperti acid green, medium violet, cyber yellow dan fuschia yang menggambarkan kekinian sebagai suatu cara untuk berkreasi sesuai karakter masing-masing.
Menggunakan teknik hi-fashion yaitu menggabungkan material solid seperti duches, tafetta, dan velvet dipadukan dengan silk organza, ciffon silk, dan tulle yang menambah kesan lembut dan ultra feminin. Gaun siluet kimono dengan sentuhan sequins dan elemen aplikasi yang dibuat tiga dimensi hadir mempercantik deretan koleksi kali ini. Light boxy jacket dan gaun dalam potongan struktur garis tegas dibuat untuk memberikan kesan maskulin. Aksesoris diolah dari elemen acrilic yang mengungkapkan keindahan alam dalam unsur modern dan simplicity namun tetap menonjolkan sisi glamour.









(Photos: Lucca Yoga)



Thursday, October 17, 2013

Kanaya Tabitha: Enamored


Beberapa menit sebelum show Kanaya Tabitha dimulai, para tamu undangan dengan berhati-hati telah memenuhi area A panggung IPMI Trend Show 2014 di Skenoo Hall Gandaria City. Sembari mengintai tamu VIP mulai dari Michael Pondaag, Adi Surantha, Rinaldy A Yunardi, Didi Budiardjo, sampai aktris cantik Laura Basuki telah mengisi jajaran paling depan tempat duduk yang telah disediakan. Setelah tembakan lampu sorot dinyalakan, Laura Mulyadi muncul sebagai first face dengan jumpsuit warna merah muda one shoulder sebagai pertanda bahwa pagelaran busana telah resmi dimulai.
Menghadirkan 25 set koleksi bertajuk "Enamored", Kanaya Tabitha ingin mengajak kita menjelajahi kehidupan seorang wanita, dibalik kelembutannya terselip ketegaran tentang indahnya pelarian menjadi diri sendiri. Hiruk  pikuk yang terjadi di tengah-tengah kota metropolitan membuat wanita yang kini menetap di Florida ini ingin melarikan diri menuju suatu tempat yang indah dan menikmati kebebasan, warna dan cinta dengan berelaksasi di Santorini, Yunani.
Banyak inspirasi yang ia dapatkan akan kerinduannya terhadap suasana Santorini yang glamour dan joyfull. Kanaya Tabitha mempersembahkan koleksinya dalam warna-warna cerah musim panas seperti merah muda, ungu, biru tosca, dan kuning. Maxi dress melayang dengan potongan overall dipresentasikan sebagai sebuah alternatif busana pesta. Tampil mewah namun tetap kasual dengan alur motif grafis sebagai simbol kebebasan dalam potongan yang tidak biasa. Jumpsuit berwarna hitam putih diakuinya memiliki tingkat kesulitan paling tinggi karena kaya akan detail dibagian punggung. Mini dress model cut-out dihadirkan dalam nuansa classy-sexy dengan ornamen beads dibagian depan. Motif-motif maksimal turut dihadirkan dalam parade kemewahan. Kecantikan koleksi "Enamored" tidak lepas dari hadirnya perhiasan mutiara dari lini perhiasan KATHA Pearl Lovers sebagai bentuk kecintaannya terhadap mutiara asli Indonesia. 







(Photos: Lucca Yoga)


Wednesday, October 16, 2013

Tuty Cholid: Sensuous Radiant Flow


Panggung utama kembali gelap, pertanda bahwa show pertama telah usai. Suasana begitu cepat berubah setelah lampu kembali dinyalakan beriringan dengan dentuman musik yang berebutan memasuki gendang telinga. Peragaan busana Tuty Cholid dalam rangkaian acara IPMI Trend Show 2014 yang bertajuk "Sensuous Radiant Flow" telah resmi dimulai. Tetap teguh dengan manuvernya untuk mengusung kain tenun sutera ATBM yang dibuat dengan teknik sungkit, Tuty Cholid menunjukkan keseriusan dan konsistensinya dalam mengolah kain sutera yang telah digelutinya sejak tahun 1993. Ia ingin membangun industri dengan tetap menjaga akar budaya.
Busana two piece dengan potongan asimetris berwarna cokelat yang mengayun-ayun menjadi pembuka, diikuti dengan blazer biru laut berkerah lebar. Bahan sutera yang digunakan diaplikasikan bersama organdi, chiffon dan satin silk dalam gradasi warna aqua marine dengan motif tie dye sehingga memancing mata untuk mengikuti setiap alurnya. Aneka blouse, celana, dan blazer disajikan dalam berbagai macam gaya yang mengayun-ayun dirangkum dalam 20 set koleksi. Long dress longgar yang memberikan ruang turut dihadirkan diantara parade kain sutera ini. Memerlukan waktu sembilan bulan untuk melahirkan koleksi "Sensuous Radiant Flow," karena semuanya adalah hand made yang dalam proses pembuatannya memerlukan waktu cukup lama. Dengan pola flexibel dan flowy, Tuty Cholid menginginkan desain yang simple dan tidak pamer akan detail. 






(Photos: Lucca Yoga)


Tuesday, October 15, 2013

Yogie Pratama: Melancholia


Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) selalu menjadi garda depan dalam menciptakan trend fashion di Indonesia sejak tahun 1986. Tahun ini semua mata kembali tertuju pada IPMI Trend Show 2014 yang diselenggarakan pada 8-9 Oktober 2013 di Skenoo Exhibition Hall, Gandaria City yang bekerja sama dengan Harper's Bazaar Indonesia dan dirangkum dalam acara Bazaar Fashion Festival. Untuk merayakan usianya yang ke-27, tahun ini IPMI menghadirkan tiga anggota baru yakni Mel Ahyar, Yogie Pratama dan Danny Satriadi yang akan menciptakan trend bersama sebelas desainer lainnya yaitu Tuti Cholid, Syahreza Muslim, Carmanita, Liliana Lim, Denny Wirawan, Kanaya Tabitha, Era Soekamto, Barli Asmara, Sebastian Gunawan, Priyo Oktaviano dan Sutanto Danuwidjaja. Pagelaran tahunan istimewa ini menghadirkan dua panggung utama untuk memaksimalkan konsep pertunjukan mode yang bertajuk "Reinforcement" sehingga para desainer yang berpartisipasi dapat dengan bebas mengeksplor kreativitasnya tanpa harus dibatasi oleh waktu. Mengemban misi perubahan mode, IPMI terus berkembang untuk memperbaiki diri dan menetapkan standar dalam dunia mode Indonesia.
IPMI Trend Show 2014 dibuka oleh Yogie Pratama dengan show pertamanya sebagai anggota baru yang akan mengajak kita ke dalam perjalanan kisah "Melancholia" yang bernuansa romantis dan ironis. Menghadirkan deretan 30 set koleksi  yang terdiri dari blouse, palazzo, cocktail dress, dan  long gown dalam hembusan nafas romantis klasik namun dengan sentuhan modern sehingga tetap fresh dan up to date. Dengan begitu piawai Yogie Pratama merefleksikan romantis dan ironis ke dalam empat palet warna yaitu hitam, emas, nude dan merah sebagai pernyataan gaya para wanita. Hitam menceritakan sebuah keputusasaan dan luapan dari kesedihan namun di sisi lain hitam melambangkan ekslusifitas dan ketegasan. Emas diartikan sebagai sebuah identitas dalam menunjukkan kelasnya dalam dunia glamorama. Nude menggambarkan sebuah ketelanjangan yang tertutup dan merah adalah warna yang penuh gairah serta kepercayaan diri namun, merah darah juga dapat diartikan sebagai sebuah luka. Yogie Pratama telah berhasil menerjemahkan pakaian dalam sebuah petualangan "Melancholia".











(Photos: Lucca Yoga)