Sunday, July 13, 2014

Biyan - Seruni




Saya menarik nafas panjang sesaat setelah tiba di depan Grand Ball Room Mulia Hotel malam itu utuk sebuah pagelaran busana dari desainer kebanggaan tanah air, Biyan Wanaatmadja. Waktu belum menunjukkan tepat pukul tujuh namun tamu-tamu telah memenuhi ruangan bagian depan. Sebenarnya itu adalah suatu hal yang sudah bisa saya prediksi sebelumnya karena Biyan Annual Show adalah sebuah pagelaran busana yang paling ditunggu-tunggu sepanjang tahun (bahkan saya telah menunggunya sesaat sejak show terakhirnya "Postcard" telah usai). Setelah memperlihatkan undangan untuk kemudian diberi nomor tempat duduk, semua tamu berkumpul di foyer dalam dekorasi nuansa ungu diringi alunan musik slow yang menjadi latar obrolan para tamu. 

Tema Spring/Summer 2015 dari Biyan kali ini adalah Seruni, terinspirasi dari kombinasi budaya Jepang dan Sumba-Indonesia. Seruni, sebuah bunga yang dipercaya masyarakat Asia sebagai simbol kehidupan dan keabadian. Dalam satu sisi seruni menggambarkan kedalaman karakter seorang perempuan yang feminin, kuat dan kokoh. Namun di sisi lain bunga seruni juga begitu rapuh. Seperti itulah seorang Biyan menggambarkan wanita melalui koleksinya kali ini.

Pukul 8 para tamu mulai memasuki area Ball Room. Begitu saya melangkahkan kaki ke dalam, sebuah reaksi aneh mengalir dalam diri saya. Dalam nuansa cahaya redup, seketika terdengar suara burung-burung berkicau. Backdrop hutan bambu terhampar dengan semburat lampu warna hijau. Sebuah suasana yang menyejukkan. Tanpa sadar tempat duduk telah dipenuhi oleh tamu undangan. 

Becky Tumewu dalam balutan gaun berwarna merah berjalan menuju atas pentas untuk memulai acara. Perjalanan selama 31 satu tahun bukanlah waktu yang singkat bagi Biyan untuk membuktikan eksistensinya dalam panggung mode tanah air bahkan sampai dunia internasional. Berbagai prestasi dan penghargaan telah berhasil dikumpulkan sepanjang karirnya. Itu semua membuatnya menjadi desainer yang matang.

Lantunan musik Once Upon a Dream - Lana Del Rey mengawali peragaan busana, tampak seorang model berjalan dibalik hutan bambu dalam semburat warna hijau kemudian berganti biru dan berganti lagi menjadi ungu. Hege Wollan menjadi first face koleksi Seruni, berjalan menggunakan sky-high wedges diatas lantai kayu dalam balutan peplum dress longgar berawarna coklat dengan cetak burung bangau. Pada bagian awal tampil busana dalam warna lembut seperti cloudy blue, blush pink dan mint green. Oversized jacket hasil modifikasi dari kimono juga hadir dipadukan melapisi ruffle dress berlayer, rok atau celana. 

Sequence berikutnya muncul dress dengan flared-ruffle sleeve bermotif bunga krisan dalam bahan sutra yang melayang-layang seiring model berjalan. Warna oranye, kuning, dan motif garis-garis juga hadir memberikan romansa berbeda dalam deretan busana bercetak bunga. Nuansa kontras berbeda begitu terasa dalam sequence berikutnya yang didominasi warna-warna gelap. Selain tetap menghadirkan burung bangau dan bunga-bunga, koleksi ini juga menghadirkan eksotisme motif tribal Sumba. Atasan putih dengan ikat pita pada bagian pinggang dipadukan oleh Biyan dengan rok bermotif tribal tercetak menawan menyempurnakan tampilan busana. Motif serupa juga hadir pada oversized jacket hitam dan dress hitam longgar yang dipadukan dengan ruffle skirt asimetris. Beberapa tampilan disempurnakan dengan hadirnya kalung yang terinspirasi dari Jepang. Aksesoris tersebut terbuat dari tanduk, bulu, kulit kerang, crystal dan batuan berharga. Sampai di sini saya sangat terharu melihat deretan koleksi rancangan Biyan. Namun ternyata itu masih terlalu awal untuk merasa haru. Pagelaran belum selesai.

Biyan tidak berhenti disitu untuk memberikan kejutan. Seiring dengan bergantinya alunan musik,  confetti berhamburan mengiringi sequence terakhir.  Oversized jacket dengan bebatuan cantik membentuk sebuah pola dekoratif, bunga dan bangau kali ini hadir dalam warna mengkilap diatas kain hitam transparan. Deretan 100 busana ditutup oleh Paula Verhoven dengan dress 3D floral embroidery yang berlayer sesuai dengan ide tampilan bunga krisan yang berlapis-lapis.

Setiap busana yang ditampilkan memiliki kekuatan karakternya sendiri. Koleksi ini menjadi sebuah jembatan untuk menyebrang ke dalam imajinasi Biyan. Dari awal para tamu undangan disuguhkan sebuah karya seni yang ternyata Seruni tidak hanya menghadirkan melulu soal bunga, namun juga berbagai elemen yang disatu padukan dalam sebuah tema besar, keindahan. Pagelaran kali ini membuktikan eksistensi Biyan selama 31 tahun  sekaligus menunjukkan kematangan dalam pandangan hidup dan juga dalam berkreasi di industri mode.

Karya-karya Biyan selalu meninggalkan kesan mendalam. Saya pulang malam itu dengan perasaan sangat senang.






Biyan Annual Show
Spring/Summer 2015
Seruni
Photos taken by: Fahmy Haryandi

No comments:

Post a Comment