Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, dalam IDF 2022 sesi Pemerintah Mendengar. Dok. diambil dari Youtube Bappenas RI.
Industrialisasi
yang diperkuat dengan inovasi dan teknologi menjadi kunci penting meraih
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dukungan kuat pemerintah untuk kemajuan
ekosistem aktivitas industri salah satunya diwujudkan dalam Indonesia
Development Forum (IDF) 2022. Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa,
menegaskan komitmen industrialisasi pemerintah melalui IDF 2022 untuk melakukan
transformasi ekonomi mewujudkan Visi Indonesia 2045.
IDF 2022
mengusung tema “The 2045 Development Agenda: New Industrialization Paradigm
for Indonesia’s Economic Transformation” yang diharapkan dapat mendorong
gagasan baru strategi industrialisasi dan transformasi ekonomi, terutama untuk
menciptakan nilai tambah produksi, peningkatan kualitas sumber daya manusia,
serta merespons dinamika perkembangan global dan digitalisasi.
“IDF
merupakan wahana kolaborasi lintas pemangku kepentingan untuk memperoleh solusi
dan ide baru pembangunan,” ungkap Menteri Suharso. IDF 2022 membahas strategi
agar Indonesia mampu mengatasi middle-income trap dan beralih ke high-income
country. Untuk mencapai tujuan tersebut, industrialisasi dengan paradigma
baru dicapai dengan adaptasi permintaan pasar terhadap tren baru.
“Industrialisasi
ke depan harus menjawab kebutuhan lifestyle baru yang sustainable,
smart, and functional. Konsumen-konsumen kita semakin pandai, semakin smart,
maunya affordable dan canggih. Dengan demikian, juga model-model bisnis
akan berubah, permintaan tenaga kerja berubah, dan demikian juga cara
pembiayaan berubah,” ujar Menteri Suharso.
Bicara mengenai kebutuhan gaya hidup baru, saat ini permintaan pasar global terhadap produk halal meningkat secara signifikan bersamaan dengan preferensi konsumen terhadap gaya hidup sehat dan halal. Indonesia memiliki peluang besar untuk bisa menjadi pemimpin di sektor industri produk halal.
Memiliki
populasi muslim terbesar di dunia sebanyak 237,56 juta orang di 2022,
menjadikan Indonesia sebagai rumah bagi pasar domestik ekonomi halal terbesar
di dunia. Sementara itu, Direktur Industri Produk Halal Komite Nasional Ekonomi
dan Keuangan Syariah (KNEKS), Afdhal Aliasar, dalam IDF 2022: Special Session
KNEKS, menjelaskan peranan ekonomi syariah di Indonesia menunjukkan kemajuan
yang pesat. Tak hanya konsumsi produk halal, tapi juga peranan inovasi ekonomi
syariah mulai dari sektor makanan, fesyen, kosmetik, farmasi, pariwisata,
perbankan, dan media rekreasi. Semua sektor yang dijelaskan tersebut merupakan
sektor yang jadi bahan penilaian indikator ekonomi syariah level global.
Laporan
Pasar Halal Indonesia 2021/2022 mencatat belanja domestik lintas produk dan
jasa ekonomi halal pada 2020 sebesar US$184 miliar dan diprediksi dapat
mencapai US$281,6 miliar di 2025. Dari sisi global, berdasarkan The State of
Islamic Global Economy Report 2021, belanja konsumen muslim untuk produk gaya
hidup (makanan, fasyen, perjalanan, media/rekreasi, dan farmasi/kosmetika) pada
2020 tercatat senilai US$1.9 triliun. Besarnya potensi pasar ekonomi halal
membuka peluang untuk mendorong pertumbuhan produksi dan menjadi pemain kunci
dalam industri halal global.
Peringkat
Indonesia dalam Global Islamic Economy Indicator Dinar Standard naik dari
posisi 10 di 2018 menjadi 4 di 2020 dan berhasil dipertahankan pada posisi yang
sama pada 2022 setelah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab yang menempati
peringkat tiga besar. Industri halal tidak hanya memberikan perlindungan kepada
konsumen muslim, tetapi nilai inklusifnya juga dapat dinikmati oleh seluruh
masyarakat. Hal tersebut membawa Indonesia menjadi negara industrialisasi
berkembang dan berkelanjutan yang juga memberikan kemaslahatan untuk
masyarakat.
“Dengan
cara indonesia menjadi Muslim Center of Excellence, riset dan produksi untuk
produk halalnya akan dilakukan di Indonesia. Harapannya dengan cara seperti
itu, fondasi perekonomian industri halal Indonesia bisa secara bertahap akan
naik menjadi bagian dari industri yang lebih besar,” ungkap Afdhal.
Pemerintah
melalui KNEKS telah menyusun 13 program prioritas termasuk untuk pengembangan
industri produk halal. Di antaranya berupa kodifikasi produk halal, penyusunan
masterplan industri produk halal, dan pembentukan task force percepatan
implementasi sertifikasi halal usaha mikro dan kecil, serta riset dan inovasi
produk halal berbasis teknologi.
Tren gaya hidup halal dan sehat pada era digital telah mengubah perilaku konsumen terhadap informasi produk halal yang bisa diakses melalui inovasi halal traceability. Sekarang, konsumen dapat mengetahui lebih detail informasi mengenai produk halal yang dikonsumsi. “Halal traceability memberikan rasa aman, nyaman, dan meningkatkan kepercayaan konsumen atas produk yang dihasilkan. Disamping juga membuat proses sertifikasi halal menjadi jauh lebih mudah dan efisien, berkembangnya kemajuan teknologi digital dan tuntutan gaya hidup sehat masyarakat dalam memilih produk yang baik, sehat, dan berkualitas, serta halal dapat dijawab oleh produsen pelaku usaha dengan menerapkan prinsip ketelusuran halal dari produk asalnya”, ungkap Afdhal.
Pelaku
usaha diharapkan tidak lagi memandang halal sebagai suatu kewajiban sertifikasi
belaka. Namun, memandang halal sebagai reputasi bisnis dan komitmen untuk
memenuhi kebutuhan konsumen yang mayoritas adalah muslim. Dengan segala potensi
yang ada serta strategi memadai yang ditempuh pemerintah dalam mengembangkan
industri halal, Afdhal pun meyakini visi Indonesia menjadi pusat produsen halal
dunia di tahun 2024 bisa tercapai.
“Mari
bangun industri halal Indonesia yang tepercaya dengan ketelusuran yang handal
dalam menjadikan Indonesia sebagai Pusat Produsen dan Industri Halal Dunia. Ini
satu hal yang sangat achievable. Yang kita butuhkan sekarang adalah kita
harus bergerak, kita harus berbuat action di lapangan. Ini yang kita harus
laksanakan ke depan,” pungkasnya.
IDF 2022
juga menjadi momentum peluncuran inisiatif Rencana Induk Pengembangan Industri
Digital Indonesia 2023-2045 dan Peta Jalan Pengembangan Ekosistem Industri
Kedirgantaraan 2022-2045, serta penandatanganan Joint Commitment antara
PT Dirgantara Indonesia dengan Institut Teknologi Bandung dalam membangun Pusat
Kompetensi di Bidang Rancang Bangun Pesawat.
Dunia baru saja dihadang pandemi yang penuh ketidakpastian. Namun, Indonesia tetap harus melangkah maju dan kuat menggenggam tujuan. Masyarakat Indonesia harus sejahtera dan dilindungi. Berbagai dinamika tantangan pembangunan harus diantisipasi dan direspons secara tepat. Pembangunan industrialisasi tidak boleh terhenti.
Acara Puncak Indonesia Development Forum 2022: Pemerintah Mendengar
Acara Puncak Indonesia Development Forum 2022: Special Session KNEKS
No comments:
Post a Comment